jatinangorekspres – Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan nasional Indonesia yang sering diucapkan dalam berbagai konteks.
Ini merujuk pada keberagaman dan kesatuan dalam berbagai aspek kehidupan di negara ini.
Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno, yang merupakan salah satu bahasa yang telah lama digunakan di kepulauan Indonesia.
Kata “Bhinneka” berarti “berbeda” atau “bermacam-macam” dalam bahasa Jawa Kuno.
Kata “Tunggal” berarti “satu” atau “bersatu,” dan kata “Ika” berarti “itu.”
Jadi, “Bhinneka Tunggal Ika” secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai “Berbeda-beda, tetapi tetap satu” atau “Beragam dalam satu kesatuan.”
Baca Juga: Hasil Survei Terbaru Pilpres 2024 di Jawa Timur: Prabowo-Gibran Mendominasi Elektabilitas
Frasa ini pertama kali muncul dalam Kitab Sutasoma, sebuah naskah sastra Jawa Kuno yang ditulis oleh Mpu Tantular pada abad ke-14 Masehi.
Dalam kitab ini, frasa ini digunakan dalam konteks etika dan kebijaksanaan untuk merujuk pada berbagai bentuk keberagaman yang ada di alam semesta.
Selama sejarah Indonesia, semboyan ini menjadi penting dalam pembentukan identitas nasional.
Ini mencerminkan prinsip dasar negara Indonesia, yang mengakui keberagaman budaya, etnis, agama, dan bahasa dalam satu kesatuan nasional yang kokoh.
Semboyan ini diadopsi secara resmi sebagai lambang negara Indonesia pada tahun 1945, ketika Indonesia merdeka dari penjajahan Belanda.
Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya semboyan nasional, tetapi juga merupakan dasar bagi kerukunan antar-etnis dan keberagaman yang menjadi salah satu ciri khas Indonesia.