jatinangorekspres – Dampak Kenaikan Harga Kedelai Impor Pada Pengrajin Tahu Sumedang.
Dampak penjualan harga kacang kedelai impor memberikan tekanan besar pada produsen tahu tempe.
Karena sulitnya mendapatkan kacang kedelai dengan harga terjangkau, para produsen terpaksa mengurangi tingkat produksi mereka.
Contohnya, produsen tahu di kawasan Alam Sari, Kecamatan Sumedang Utara, mengalami situasi sulit ini.
Dede, seorang produsen tahu, mengungkapkan bahwa produksinya turun drastis, dari 1 kwintal kacang kedelai per hari menjadi hanya 50 kilogram kacang kedelai.
Baca Juga : Harga Cabe di Sumedang Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram
“Dampak naiknya harga kedelai ini omset saya turun sampai 50 persen. Biasanya saya kirim tahu ke daerah Indramayu itu 50 ancak, sekarang turun sampai 50 kilogram,” ungkap Dede pada Senin (13/11).
Menghadapi kondisi ini, Dede menyampaikan keberatannya terhadap kenaikan harga kedelai saat ini yang mencapai Rp 13.000 per kilogram dari harga normal Rp 10.000 per kilogram.
Produsen juga terpaksa melakukan strategi memperkecil ukuran tahu sebagai upaya untuk meminimalkan kerugian.
“Kalau pengurangan karyawan tidak ada, karena belas kasihan kalau karyawan dihentikan. Jadi bagaimana karyawan mengatasinya misalnya, kalau gilingan 10 jadi kita bagi-bagi 5 gilingan yang penting semuanya kebagian dulu,” jelasnya.
Kurangnya produksi tahu sebagai dampak mahalnya harga kedelai impor ini sudah dirasakan selama tiga bulan terakhir.
Para produsen berharap agar pengurus Koperasi Produsen Tahu Tempe (KOPTI) dan pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah untuk mengembalikan harga kacang kedelai ke tingkat yang normal.