Kisah Pahlawan Mayor Abdurahman Yang Gugur Dalam Tragedi 11 April Perang Melawan Belanda Di Sumedang

jatinangorekspres – Kisah Pahlawan Mayor Abdurahman Yang Gugur Dalam Tragedi 11 April Perang Melawan Belanda Di Sumedang

Kisah Perjuangan Pahlawan Mayor Abdurahman

Mayor Abdurahman gugur di medan perang kala agresi militer yang dilancarkan pemerintah Hindia Belanda, Pada 11 April 1949.

Mayor Abdurahman gugur saat terjadi pertempuran heroik antara Kompi III Pasukan Pengawal Panglima SIliwangi dibawah Komandan kapten Eddy Soemadipradja, atu R Achmad Sadeli Soemadipraja, dengan pasukan baret hijau Belanda.

Mayor Abdurahman yang kala itu menjabat sebagai Komandan Batalyon II/Tarumanegara bertahan dalam kepungan yang rapat di Desa Cibubuan, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang.

Mayor Abdurahman memiliki andil besar dalam mengamankan Panglima Siliwangi yaitu Kolonel Sadikin.

Saat itu, Panglima Siliwangi menjadi target utama dari Pasukan Baret Hijau Belanda yang dikenal bengis terhadap para pejuang Indonesia. Tetapi dengan sangat rahasia, dua jam sebelum terjadinya pertempuran, Mayor Abdurrahman, telah terlebih dulu mengamankan Panglima Siliwangi ke wilayah Kecamatan Darmaraja.

Ditembak mati dari jarak dekat

Hingga akhirnya, dalam pertempuran di batas Desa Cibubuan tersebut Mayor Abdurrahman tertangkap hingga ditawan sebelum akhirnya ditembak mati dari jarak dekat oleh Pasukan Baret Hijau Belanda, karena tak kunjung memberitahukan keberadaan Kolonel Sadikin.

Karena kecintaan dan menjadi simbol perjuangan masyarakat di wilayah Kecamatan Conggeang, Mayor Abdurrahman akhirnya dimakamkan di Dusun Sampora, Desa Cibubuan, Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang.