Perbedaan dan Cara Menangani Gejala Campak dan Alerginya

jatinangorekspres – Perbedaan antara campak dan alergi sering kali sulit dikenali karena keduanya memiliki gejala yang mirip, seperti ruam kulit. Namun, kedua penyakit ini memiliki penyebab yang sangat berbeda, yang mempengaruhi cara penanganannya.

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, sedangkan alergi adalah reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap zat atau faktor pencetus yang sebenarnya tidak berbahaya. Meskipun keduanya bisa menimbulkan ruam, gejala lainnya sering kali berbeda, seperti demam tinggi pada campak, sementara alergi bisa menyebabkan gatal atau sesak napas.

Dengan mengetahui perbedaan antara campak dan alergi, penanganan yang tepat bisa dilakukan untuk masing-masing kondisi.

Perbedaan Campak dan Alergi

Perbedaan antara campak dan alergi dapat dilihat dari penyebab, gejala, dan penanganannya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

1. Berdasarkan Penyebabnya

  • Campak disebabkan oleh infeksi virus genus Morbilivirus. Virus ini menular melalui percikan air liur saat penderita bersin, batuk, atau berbicara. Penularannya juga dapat terjadi jika seseorang menyentuh permukaan benda yang terpapar virus dan kemudian menyentuh wajahnya (hidung atau mulut).
  • Alergi, di sisi lain, terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap zat yang seharusnya tidak berbahaya. Zat pemicu alergi (alergen) bisa bervariasi, seperti debu, bulu hewan peliharaan, makanan tertentu, atau obat-obatan.

2. Berdasarkan Gejalanya

  • Gejala Campak muncul 10–14 hari setelah paparan virus. Pada tahap awal, gejalanya meliputi:
    • Demam tinggi
    • Pilek
    • Pegal linu
    • Lemas
    • Hidung tersumbat
    • Diare

    Ruam akan muncul 2–4 hari setelah gejala awal, biasanya dimulai di wajah dan menyebar ke tubuh. Ruam pada campak awalnya kecil dan akan berkembang menjadi ruam yang lebih besar.

  • Gejala Alergi bisa muncul segera setelah terpapar alergen dan dapat melibatkan saluran pernapasan, kulit, atau sistem pencernaan. Gejalanya meliputi:
    • Gatal pada kulit, hidung, dan mata
    • Bersin-bersin
    • Hidung berair dan tersumbat
    • Ruam atau bentol pada kulit
    • Pembengkakan di bibir, lidah, atau kelopak mata
    • Sakit perut, muntah, atau diare
    • Batuk kering

    Pada reaksi alergi yang parah, seperti anafilaksis, gejalanya bisa berupa pembengkakan parah di mulut dan tenggorokan atau sesak napas.

3. Berdasarkan Penanganannya

  • Campak tidak memiliki pengobatan khusus, tetapi gejalanya dapat diringankan dengan:
    • Obat pereda nyeri dan demam, seperti paracetamol atau ibuprofen
    • Istirahat yang cukup (7–9 jam per hari)
    • Minum air yang cukup
    • Makanan bergizi untuk mendukung pemulihan

    Campak biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu 10–14 hari.

  • Alergi penanganannya melibatkan:
    • Menghindari alergen yang memicu reaksi alergi
    • Penggunaan antihistamin untuk meredakan gejala
    • Untuk reaksi alergi berat seperti anafilaksis, dokter mungkin memberikan suntikan epinefrin atau kortikosteroid.

Dengan mengetahui perbedaan ini, Anda dapat lebih cepat mengidentifikasi dan menangani kondisi yang dialami, baik itu campak maupun alergi.(*)

Tinggalkan Balasan