Kisah Pahlawan Mayor Abdurahman Yang Gugur Dalam Tragedi 11 April Perang Melawan Belanda Di Sumedang

Setelah itu Mayor Abdurachman dibawa kesebelah selatan balai desa, lalu berhenti di salah satu rumah, Mayor Abdurachman kembali di Cercar pertanyaan, namun Mayor Abdurachman tetap bungkam tidak memberitahu posisi Letkol Sadikin. Nahas Mayor Abdurachman ditembak tepat di dahinya oleh pasukan baret hijau, setelah dipastikan meninggal jasad Mayor Abdurchman dibawa kembali ke Balai Desa.

Jasad Abdurachman diletakkan dalam posisi duduk di bawah panji Yon II Tarumanegara yang sudah terkoyak, sementara darah terus mengucur dari kepalanya, membasahi kaos dalam putih yang dikenakannya.

Pasukan Baret Hijau Belanda ke Cibubuan memang bisa dikatakan gagal. Target utama Panglima Divisi Siliwangi Letnan Kolonel Sadikin tidak ditemukan dan berhasil lolos. Namun harus dibayar mahal karena Siliwangi harus kehilangan 8 anggota Yon II Tarumanegara, termasuk Danyon Mayor Abdurrachman Natakoesoema dan Danki Kapten Edi Soemadipradja. Selain prajurit TNI, secara brutal Pasukan Baret Hijau membantai juga 4 rakyat sipil. Mereka dieksekusi setelah disiksa dengan tusukan bayonet dan hantaman popor senjata.

Untuk mengenang Kisah Pahlawan Mayor Abdurahman dan tragedi 11 April tersebut maka di abadikanlah dengan sebuah nama Jalan yang ada di Kota Sumedang, Yaitu Jalan Sebelas April dan Jalan Mayor Abdurahman.

Baca juga : Mengenal Tempat Asal-usul Seni Kuda Renggong, Desa Cikurubuk Sumedang

Tinggalkan Balasan